Pengertian
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin
atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes
mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang
dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat
menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien
tersebut.
Jenis dan penyebab
1. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum
usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I
memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. Tipe 1 dipercaya sebagai penyakit autoimun, di mana sistem imun
tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin
yang terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya
kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu berperan dalam
prosesnya.
2. DM tipe 2 biasanya dialami saat pasien berusia 30
tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh,
kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor
genetik dan lingkungan. Banyak pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga
yang juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang
berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi, tekanan
darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik, Afrika dan
Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2.
Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko menderita diabetes tipe 2
adalah makanan dan aktivitas fisik kita sehari-hari.
3. DM gestasional, disebabkan
oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar
beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang
responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus
berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan
memperberat resistensi insulin yang telah terjadi. Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin
yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin
yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup,
kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.
Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula
darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan
berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Gejala
Keluhan klasik DM berupa:
1.
poliuria (banyak berkemih)
2.
polidipsia (rasa haus sehingga jadi
banyak minum)
3.
polifagia (banyak makan karena perasaan
lapar terus-menerus)
4.
penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
Keluhan tambahan DM berupa:
1.
lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
2.
penglihatan kabur
3.
penyembuhan luka yang buruk
4.
disfungsi ereksi pada pasien pria
5.
gatal pada kelamin pasien wanita
Komplikasi
Komplikasi
akut
Keadaan yang termasuk dalam komplikasi
akut DM adalah ketoasidosis diabetik (KAD) dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar
(SHH). Pada dua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi (pada KAD 300-600
mg/dL, pada SHH 600-1200 mg/dL), dan pasien biasanya tidak sadarkan diri.
Karena angka kematiannya tinggi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit
untuk penanganan yang memadai.
Keadaan hipoglikemia juga termasuk
dalam komplikasi akut DM, di mana terjadi penurunan kadar glukosa darah sampai
< 60 mg/dL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami
keadaan hipoglikemia.
Hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat terlalu banyak (paling
sering golongan sulfonilurea) atau menyuntik insulin terlalu banyak, atau
pasien tidak makan setelah minum obat atau menyuntik insulin.
Gejala hipoglikemia antara lain banyak
berkeringat, berdebar-debar, gemetar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan jika
berat, dapat hilang kesadaran sampai koma. Jika pasien sadar, dapat segera
diberikan minuman manis yang mengandung glukosa. Jika keadaan pasien tidak
membaik atau pasien tidak sadarkan diri harus segera dibawa ke rumah sakit
untuk penanganan dan pemantauan selanjutnya.
Komplikasi
kronik
Penyakit diabetes melitus yang tidak
terkontrol dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan
saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua jenis,
yakni pembuluh darah besar dan kecil.
Yang termasuk dalam pembuluh darah
besar antara lain:
·
Pembuluh darah jantung, yang jika rusak
akan menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung mendadak
·
Pembuluh darah tepi, terutama pada
tungkai, yang jika rusak akan menyebabkan luka iskemik pada kaki
·
Pembuluh darah otak, yang jika rusak
akan dapat menyebabkan stroke
Kerusakan pembuluh darah kecil
(mikroangiopati) misalnya mengenai pembuluh darah retina dan dapat menyebabkan
kebutaan. Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada pembuluh darah ginjal yang
akan menyebabkan nefropati diabetikum.
Saraf yang paling sering rusak adalah
saraf perifer, yang menyebabkan perasaan kebas atau baal pada ujung-ujung jari.
Karena rasa kebas, terutama pada kakinya, maka pasien DM sering kali tidak
menyadari adanya luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko menjadi luka yang
lebih dalam (ulkus kaki) dan perlunya melakukan tindakan amputasi. Selain
kebas, pasien mungkin juga mengalami kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri,
lebih terasa sakit di malam hari serta kelemahan pada tangan dan kaki. Pada
pasien yang mengalami kerusakan saraf perifer, maka harus diajarkan mengenai
perawatan kaki yang memadai sehingga mengurangi risiko luka dan amputasi.
Pencegahan
Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang
yang berisiko pada prinsipnya adalah dengan mengubah gaya hidup yang
meliputi olah raga, penurunan berat badan, dan pengaturan pola makan.
Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup
intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan dengan penurunan berat badan.
Menurut penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau
memperlambat munculnya DM tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola makan yang
sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh
dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan
ideal.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan
dengan berolah raga rutin, minimal 150 menit perminggu, dibagi 3-4 kali
seminggu. Olah raga dapat memperbaiki resistensi insulin yang terjadi pada
pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik), dan membantu
mencapai berat badan ideal. Selain olah raga, dianjurkan juga lebih aktif saat
beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan memilih menggunakan tangga dari pada
elevator, berjalan kaki ke pasar daripada menggunakan mobil, dll.
Tatalaksana Pasien Diabetes
Tujuan
tatalaksana pasien diabetes melitus tipe 2 adalah menurunkan kadar glukosa darah
menjadi normal atau mendekati normal, sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada pasien tersebut. Pada pasien DM
tipe 2, tatalaksana diawali dengan mengubah gaya hidup yakni melakukan pola
makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik sehingga tercapai berat badan
ideal. Jika dalam 2-4 minggu kadar glukosa darah tetap tidak mencapai target,
maka harus diberikan satu macam obat hipoglikemik oral (OHO) untuk membantu
menurunkan kadar glukosa darah. Jika kadar glukosa darah tetap belum mencapai
sasaran, maka dapat ditambahkan satu macam OHO lagi atau ditambahkan suntikan
insulin.
Secara medis, Diabetes melitus memang tidak
dapat disembuhkan, tapi masih bisa dikontrol.
Pada
pasien diabetik, diet merupakan aspek penting untuk mengontrol peningkatan kadar
glukosa darah. Asosiasi Diabetes Amerika (The American Diabetes
Association (ADA))
menganjurkan diet seimbang dan bernutrisi yang rendah lemak, kolesterol serta
gula sederhana. Saat ini ADA bahkan telah melarang konsumsi gula sederhana
kecuali dalam jumlah kecil dan dikonsumsi bersama dengan makanan kompleks. Penurunan berat badan dan olah
raga sangatlah
penting karena akan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga
membantu mengontrol peningkatan kadar glukosa darah. Olah raga yang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang dianjurkan
dilakukan secara teratur selama 30 menit, 3-4 kali seminggu. Selain itu
aktivitas sehari-hari dapat tetap dilakukan seperti berkebun, membersihkan
rumah, berjalan ke pasar dan naik turun tangga. Yang harus diperhatikan di
sini, untuk pasien DM tipe 2 yang sudah memiliki komplikasi pada mata atau kaki
harus dilakukan penyesuaian pada aktivitas fisiknya.
Pasien DM tipe 2 yang merokok akan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes yaitu penyakit jantung
koroner, stroke dan gangguan sirkulasi darah pada anggota gerak. Hal ini
terjadi karena rokok merusak struktur pembuluh darah. Oleh karena itu pasien DM
sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.
Pasien DM dianjurkan untuk
berkonsultasi secara rutin ke dokter untuk mengontrol hasil pengobatan. Jika
kadar glukosa darah belum mencapai angka yang diharapkan, maka dokter akan
menyesuaikan dosis obat atau insulin yang diberikan. Selain itu, pemantauan
kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien dengan menggunakan
glukometer. Pasien dapat mencatat hasil pemeriksaannya dan memberikannya kepada
dokter saat berkonsultasi. Jika kadar glukosa darah sudah menjadi atau
mendekati nilai normal dengan meminum obat atau insulin, pasien harus tetap
meminum OHO atau memakai insulin sesuai dosis yang telah diberikan oleh dokter
dan kembali berkonsultasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Ditinjau dari segi akhlak, sebenarnya
apa langkah yang dinilai salah di hadapan Gusti Allah hingga diturunkannya
peringatan berupa sakit diabet ini?
Menurut Ustadz Dhanu sebagaimana sering
beliau sampaikan di pengajian-pengajian ataupun tausiah-tausiahnya, penderita
diabetes sebelum sakit sering betindak kalau menyuruh orang lain harus segera
dilaksanakan, kalau tidak segera dilaksanakan akan marah-marah, emosi. Demikian juga kalau memberikan petunjuk atau
nasehat, harus segera dilaksanakan, jika tidak segera dilaksanakan, dia akan
marah-marah dan emosi.
Bagaimana mencegah diabet, tentu
saja dengan menjaga akhlak jangan sampai bertingkah laku seperti yang disebutkan di atas.
Bila terlanjura sakit, apakah bisa disembuhkan? Insyaallah bisa asalkan yang
bersangkutan mau mengubah perilakunya. Kepada orang lain sekalipun itu anak
buah tidak lagi main suruh, tetapi meminta tolong. Apabila tidak segera
dilaksanakan ya berusaha sabar dan mau
menerima, tidak marah-marah. Kalau memberi nasehat ya sebatas member nasihat, tidak sampai memaksa
ataupun marah-marah bila tidak dilaksanakan. Sering memohon ampun kepada Gusti
Allah SWT atas perilakunya yang salah di hadapan Allah SWT, juga tidak
bosan-bosan memohon kesembuhan dari sakit diabetnya. Tentu saja sholat lima
waktu tidak ditinggalkan, serta sholat tahajud sering ditegakkan.
Silaturahim ke klinik Pengobatan Sinar Perak atau Klinik Akhlak Mulia sangat dianjurkan.
Semoga bermanfaat.